Artikel MANUSIA DENGAN SEGALA ASPEKNYA MENURUT AL QUR’AN

logo

Artikel MANUSIA DENGAN SEGALA ASPEKNYA MENURUT AL QUR’AN

Written by admin on .

Written by admin on . Hits: 430

logo hijau PTA JKT 1

MANUSIA DENGAN SEGALA ASPEKNYA MENURUT AL QUR’AN

Oleh Drs. Baharuddin

 

Menurut al Qur’an manusia terdiri dari : 1. Tubuh, Badan, Fisik atau jasad, 2. Jiwa dan 3. Ruh.

1. TUBUH

Tubuh di dalam al Qur’an biasa disebut ) دسج jasadun(, )ندب badanun ( dan مسج ) Jismun(, yaitu apa yang bisa dilihat dan diraba (fisik) baik yang luar maupun yang didalam diri Manusia, cara pengadaannya didalam al Qur’an memekai kata-kata قلخ (Khalaqah( yang artinaya menciptakan sebagaimana Firman Allah swt dalam surat Al Mu’minun ayat 12, yaitu : دقلو نيط نم ةللس نم ناسن لاا انقلخ artinya : Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah atau berasal dari tanah.

Cara menjaga atau memelihara tubuh ini harus melakukan gerakan yang seimbang, makan yang bernutrisi dan istirahat yang cukup, sebab kalau ada yang tidak seimbang pada tubuh baik diluar maupun didalam tubuh kita pasti ada rasa sakit dan jika ada rasa sakit banyak cara untuk pemulihannya, seperti urut, repleksi, totok, bekam, teping dan juga pengobatan lewat para ahli seperti dokter, mantri/perawat,Tabib dan lainlain. Tubuh jika ditinggalkan oleh jiwa bisa menjadi tidur atau gila atau pingsan dan jika ditinggalkan oleh Ruh maka ia menjadi mati.

Keadaan tubuh di alam barzah pada umumnya hancur sebagai firman Allah swt. pada surat Toha ayat 55 sebagai beriku: يرخا ةر رخن اهنمو مك ديعن اهيفو مكنقلخ اهنمات مكج artinya “dari tanah Kami jadikan kalian dan kepadanya Kami akan kembalikan dan daripanya Kami akan keluarkan (bangkitkan)”.

Sering ditemukan ada beberapa tubuh atau jasad yang tidak hancur dalam kubur atau tetap utuh hingga hari kiamat, ini adalah golongan tertentu seperti para nabi, orang-orang shaleh, syuhada, ulama, penghafal alQur’an, orang yang istiqomah dalam ibadah, muazzin, orang yang husnul khatimah dan juga faktor tanah seperti kelembaban, suhu dll.

Keadaan tubuh pada alam akhirat akan menjadi saksi sebagaimana firman Allah swt. pada surat Yasin ayat 65 اوناك امب مهلجرا دهشتنوبسكي ااوف ديا نملكتو مهه هيم و متخن مويلا يلع artinya “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang mereka telah usahakan”. Juga pada surat Fussilat ayat 20 : مهيلع دهش اهوءاج ام اذا يتح نولمعي وناك امب مهدولجو مهراصباو مهعمس artinya “ Sehingga apabila mereka sampai ke neraka pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap apa yang mereka telah kerjakan”.

2. JIWA

Jiwa didalam al Qur’an memakai istilah سفن )Nafsun(, سفن )Nufus ( dan سفنا (Anfus( dengan berbagai berubahan katanya berjumlah kurang lebih 295 kali disebut yang bermakna Jiwa atau diri.

Jiwa berasal dari bahasa sanskerta yaitu “Jiva” menajdi Bahasa Indonesia yaitu jiwa (soul dalam Bahasa inggeris) secara umum dapat diartikan sebagai unsur non Fisik, menurut Ibnu Sina Jiwa adalah subtansi ruhani, menurut Aristoteles Jiwa adalah “tingkat pertama aktualisasi dalam tubuh yang hidup”, menurut al Ghazali Jiwa adalah hakikat dari seluruh unsur manusia, menurut filsafat, jiwa adalah subyektif dari seseorang yang meliputi pemikiran, perasaan dan keinginan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jiwa adalah seluruh kehidupan batin manusia yang terdiri dari perasaan, pikiran dan angan-angan, sedangkan menurut psikologi, jiwa adalah aspek non fisik yang meliputi pikiran, perasaan, kesadaran dan pengalaman subyektif, ada juga pendapat bahwa jiwa adalah fungsi daripada organ tubuh bagian dalam. Tetapi jiwa yang dimaksud dalam hal ini adalah “Kesadaran manusia meliputi hati, akal dan hawa nafsu”.

Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran diri (ma’rifat al -Nafs) yaitu kemampuan manusia untuk mengenali, memahami dan mengendalikan dirinya sendiri serta hubungannya dengan Allah swt dan alam semesta.

Unsur-unsur jiwa adalah hati, akal dan hawa nafsu :

a. Hati di dalam Al-Qur’an memakai istilah ردص (shadrun) رودص (shudur), قبل (Qalb) بولق (qulub), فؤ د (fuad) ةدئفا (afidah) dan بل (lubb) ببلا (albab) sebanyak kurang lebih 44 kali dengan makna berkisar daya rasa terdalam dan akal. Al-Qur’an sangat menekankan pentingnya menjaga hati agar tetap bersih dan sehat, karena hati yang bersih dan sehat akan membawa keimanan yang kokoh dan amal shaleh, sebagaimana firman Allah swt. dalam surat Asy-Syuara ayat 89 : ميلس يتا نم لاابلقب الله Artinya : “… kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”.

b. Akal di dalam Al-Qur’an menyebut لقع (‘aql) sebanyak 49 kali disebut dalam bentuk kata kerja, memiliki peran penting sebagai daya pikir untuk memahami dan merenungkan ayat-ayat Allah serta tanda-tanda kebesaran-Nya, Firman Allah pada surat Al-baqarah ayat 164 : --- تيلا نولقعي موقل artinya …”Merupakan tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan”….

c. Hawa Nafsu dalam al-Qur’an memakai istilah يوه (hawa) dengan jamak ءاوها (ahwaa) mengikuti hawa nafsu yang buruk mendorong untuk mengikuti keinginan duniawi yang berlebihan dan melanggar perintah Allah, sebagaimana firman Allah swt pada surat Al-Kahf ayat 28 : --- عبتاو اطرف هرما ناكو هوه artinya …”serta mengikuti hawa nafsunya dan keadaan itu melewati batas”, juga firman Allah swt pada surat An-Nazi’at ayat 40 ىوهلا نع سفنلا يهنو artinya “Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya”.

Jika dikaji secara saksama sebanyak kurang lebih 295 kata nafsun, nufus dan anfus dalam al Qur’an maknanya hanya dua yaitu Jiwa atau diri, tidak ditemukan bermakna Ruh. Jiwa inilah milik kita, sehingga sering kita baca dalam Qur’an dengan kata مكسفن ا“)Anfusikum( atau هسفنام )Anfusihim( jiwa kalian atau jiwa mereka, jiwalah tempat bergantungnya kewajiban syariah yang harus dijaga dan dipelihara kesuciannya karena ia yang akan mengalami proses bahagia atau sengsara baik didunia maupun diakhirat nanti sebagaimana disebutkan dalam al Qur’an surat al-Baqarah ayat 286 ) اسفن الله فلكيلا Layukallipullahu Nafsan…(”Allah tidak memberibeban atau kewajiban kecuali jiwa, atau surat al- Mudatstsir ayat 38 yaitu ةنيهر سفن لك تبسك امب (Kullu Nafsin Bimaa kasabat Rahinah” Tiap-tiap jiwa/diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.

Bahkan jiwalah yang membuat perjanjian dengan Allah swt sebagaimana firman Allah swt pada surat Al-A’raf ayat 172 : … يلع مه دهشاو مهسفنااندهش يلب اولاق مكبرب تسلا artinya “Dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) bukankah Aku ini Tuhanmu? (Jiwa mereka menjawab), Betul Engkau adalah Tuhan kami, kami menjadi saksi)….

Pengadaan Jiwa didalam Al-Qur’an menggunakan kata-kata لعج (Ja’ala), yang artinya menjadikan berfungsi, sebagaimana disebutkan dalam al Qur’an surat As-Sajadah ayat 9 : ةدئفلااو راصبلااو عمسلا مكل لعجو (waja’alalakumussam’a wal abshara wal af idah) dan menjadikan atau menfungsikan pendengaran, penglihatan dan hati.

Jiwa inilah yang bisa keluar masuk pada tubuh, seperti orang tidur, pingsan, orang gila dan jika orang pada posisi ini tidak ada kewajiban syariah atasnya.

Jiwa keluar seperti pada saat tidur sebagaimana firman Allah swt. Pada surat Az-zumar ayat 42 :….. اهم انم يف تمت مل يتلاو اهتوم نيح سفن لاا يفوتي الله artinya “Allah mematikan jiwa orang ketika matinya dan memegang jiwa orang yang belum mati diwaktu tidurnya….”

Jiwa yang merasakan mati sebagaimana firman Allah swt pada surat Ali ‘Imran ayat 185 توملا ةقئاذ سفن لك--- artinya “Setiap jiwa akan merasakan kematian”.

Keadaan jiwa di alam barzah sangat tergantung pada amal perbuatan selama hidup di dunia, bagi yang beriman dan beramal saleh akan menjadi awal kebahagiaan menuju akhirat, sebagaimana firman Allah swt pada surat Ali Imran ayat 169 يف اولتق نيذلا نبسحت لاو نوقزري مهبر دنع ءايحا لب اتاوما الله ليبس Artinya “jangan kamu mengira bahwa orangorang yang gugur di jalan Allah (syahid) mati, mereka hidup di sisi Tuhan dengan mendapat rezki.

Sebaliknya bagi yang kafir dan berdosa alam barzah akan menjadi awal dari siksaan yang pedih, sebagaimana firman Allah swt pada surat Ghafir ayat 46 اودغ اهيلع نوض رعي ر انلا ايشعو artinya “ Neraka ditampakkan kepada mereka pada pagi dan petang,” juga ada penyesalan sebagaimana firman Allah swt pada surat Al-Mu’minun ayat 99 dan 100 : تكرت اميف احل اص لمعا يلعل * نوعجرا بر لاق توملا مه دحا ءاج اذا يتح artinya “ Sehingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata Ya Tuhanku! Kembalikanlah aku, agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Jiwa dipertemukan dengan tubuh pada hari kebangkitan nanti sebagaimana firman Allah pada surat at-Takwir ayat 7 : تجوز سوفنلا اذاو  artinya “Dan apabila jiwa-jiwa dipertemukan dengan pasangannya yaitu tubuhnya”. Untuk mengikuti proses berikutnya, sebagai firman Allah pada surat Qaf ayat 21 : ديهشو قءاس اهعم سفن لك تءاجو artinya “ Dan datanglah tiaptiap jiwa/diri (ke padang mahsyar) bersama dengan penggiringnya (yaitu malaikat) dan pemberi saksi (yaitu tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya).

Keadaan jiwa pada hari kiamat sebagaimana dijelaskan pada surat Ali ‘Imran ayat 185 yaitu رانلا نع حزحز نمف ةميقلا--- موي مكروجا نووفوت امناو زاف دقف ةنجلا لخداو artinya …“dan hanya pada hari kiamatlah pahalamu disempurnakan barang siapa yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia beruntung”….

Jiwa menurut Al Qur’an ada tiga tingkatan yaitu :

a. ةرما سفن (Nafs Ammara) yang biasa diartikan jiwa yang selalu menyuruh kepada keburukan atau kejahatan. Nafsu ini memiliki beberapa karakter seperti bakhil, dengki, bodoh, sombong, marah, cinta yang berlebihan, senang melakukan perkara jelek atau hina, sebagaimana firman Allah swt. Pada surat Yusuf ayat 53: ميحر روفغ يبر نا يبر محر ام لاا ءؤسلاب ةراملا سفنلا نا يسفن ئربا امو artinya; “Dan aku tidak membebaskan jiwaku dari kesalahan-kesalahan yang selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali jiwa/diri yang diberi rahmat oleh Tuhanku, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

b. سفن ةماول (Nafs Lawwamah) atau jiwa yan suka mencela diri sendiri dan melakukan kesalahan baik dosa besar, dosa kecil atau meninggalkan perintah Allah swt yang bersifat wajib atau anjuran, Jiwa ini memiliki karakter khusus yaitu menyesal, mengikuti kesenangan, menipu, menggunjing, riya, zalim, lupa, ujub, sebagaimana firman Allah swt pada surat al- Qiyamah ayat 75: ةماولا سفنلاب مسقا لاو artinya:” Dan Aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali diri sendiri”.

c. نئمطم سفنة ( Nafs Muthmainnah, Radhiyah dan Mardhiyah) atau jiwa yang tenang dan tentram, jiwa ini senantiasa menyuruh pemiliknya untuk berbuat kebaikan dan taat kepada Allah swt. Jiwa ini memiliki karakter pemberi, tawakal, suka beribadah, suka bersyukur, ridha dengan segala ketetapan Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt pada surat Al-Fajr ayat 27-28 : رمةيض ةنئمطملا فنلا بر يلا يعجراةيضار ك اهتي اي artinya : “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai oleh Allah swt”.

3. RUH

Kata حور (Ruh) dalam al- Quran sebanyak 21 kali dalam 20 ayat, yaitu :

a. Surah al- Baqarah ayat 87: سُد ُ قلا حو ُ ر ب هندَّ ي َ ا َ و تن ي َ بلا َ م َ ير َ م نبا ى َ سي ع اَ ني َ تا َ و ل ُ س ُّ رلا Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Alkitab (Taurat) kepada Musa, lalu Kami susul setelah itu dengan para rasul, dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti kebenaran (mukjizat) dan Kami perkuat ia dengan Ruh Kudus (Jibril)”…..

b. Surah Al-Baqarah ayat 253 : د ُ ق ْ لا ب ُ هن ْ دَّ ي َ ا ح ْ و ُ ر ْ لا َنْبا َ و تن ي َ ب ب ه دع َ ب ن م اَ ني َ م َ ي ْ ر َ م ى َّ ف َ ق و َ سْي ع اَ نْي َ تا َ و Artinya : ….. Dan Kami berikan kepada Isa bin Maryam beberapa mukjizat dan Kami kuatkan ia dengan Ruh Kudus(Jibril)……

c. Surah An- Nisa 171 : ُ ه ْ ن م ح ْ و ُ ر َ و َ م َ ي ْ ر َ م ىل ا ا َ هق ْ ل َ ا ….. artinya : ….Dia sampaikannya kepada Maryam dan Ruh daripada-Nya…….

d. Surah Al - Maidah ayat 110 : … سُد ُ ق ْ لا ح ْ و ُ ر ب َ ك ُّ ت ْ دَّ ي َ ا ْ ذ ا ك ت َ د لا َ و ىل َ ع َ و َ كْي َ ل َ ع ي ت َ م ْ ع ن ر ُ ك ْ ذا َ م َ ي ْ ر َ م َنْبا ى َ سْي عي Artinya : Ingatlah! Ketika Allah mengatakan, Hai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmatKu kepadamu dan kepada ibumu diwaktu Aku mendukung kamu dengan Ruh kudus (Jibril)…..,

e. Al- Hijr ayat 29 َ ل ه ُ تْي ْ ي ح ْ و ُّ ر ْ ن م هْي ف ُ ت ْ خ َ فَ ن َ و ا ْ و ُ ع َ ق َ ف َنْي د جس ه ُ الل َ لا َ ق ْ ذ ا َّ و َ س ا َ ذ ا َ ف artinya : “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan Aku telah meniupkan ke dalam tubuhnya Ruh-Ku, maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud.”

f. An- Nahl ayat 2 ُ ل لائ َ ة َ ك ب ْ ن م ه ح ْ و ُّ رلا زَ ن ُ ي ل َ م ْ ر ْ م َ ا artinya : “Dia menurunkan malaikat (jibril) dengan ruh (wahyu) atas perintahnya…”

g. An- Nahl ayat 102 ق ْ ل ُ ق سُد ُ ق ْ لا ُ ح ْ و ُ ر ه َ ل َّ زَ ن ْ ن م َ ك ب َّ ر َ ح ْ لا ب artinya “Katakanlah, Ruh Quduslah (jibril) yang telah menurunkannya (qur’an) dari sisi Tuhanmu dengan benar”…

h. Surah al- Isra ayat 85 : َ ـ ي ب َ ر ر ْ م َ ا ْ ن م ُ ح ْ و ُّ رلا ل ُ ق ح ْ و ُّ رلا ُ ل ْ س َ ي َ وئ َ كَ ن ْ و ن َ ع artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang Ruh, katakanlah Ruh itu termasuk urusan Tuhanku”…

i. Maryam ayat 17 : اًّ ي و َ س ا ً رَش َ ب ا َ ه َ ل َ ل َّ ث َ م َ ت اَ ن َ ح ْ و ُ ر ا َ هْي َ ل ا اَ ن ْ ل َ س ْ ر َ ا َ ف ا ً با َ ج ح ْ م ه ن ْ وُد ْ ن م ْ ت َ ذ َخ َّ تا َ ف artinya : “Maka ia membuat tabir yang menutupinya dari mereka, lalu Kami mengutus kepadanya Ruh (jibril) maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna”

j. Al- Anbiya ayat 91: َنْي م َ لع ْ ل ل ً ة َ يا ا َ هَ نْبا َ و ا َ ه ْ ل َ ع َ ج َ و اَ ن ح ْ و ُّ ر ْ ن م ا َ هْي ف اَ ن ْ خ َ فَ ن َ ف ا َ ه artinya : “Dan yang telah memelihara kehormatannya lalu Kami tiupkan ke dalam  َ ج ْ ر َ ف ْ تَ ن tubuhnya Ruh Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda yang besar bagi semesta alam”.

k. Asy- Syu’ara 193 : ُ نْي م َ ْ لاا ُ ح ْ و ُّ رلا ه Amin (Jibril)”

l. As- Sajadah ayat 9 : ه ح ْ و ُّ ر ْ ن م هْي ف َ خ َ فَ ن َ ص ْ ح َ ا ب َ ل َزَ ن artinya : “Dibawa turun oleh Ruhul َ و ُ هى و َ س َّ م ُ ث artinya : “Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya dari RuhNya”….

m. Surah As- Shad ayat 72 َنْي د جس ه َ ل ا ْ و ُ ع َ ق َ ف ْ ي ح ْ و ُّ ر ْ ن م هْي ف ُ ت ْ خ َ فَ ن َ و ه ُ تْي َّ و َ س ا َ ذ ا َ ف artinya : “Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kedalamnya Ruh-Ku, maka hendaklah kalian(para malaikat) sujud kepadanya(penghormatan kepada nabi Adam”).

n. Surah al- Ghafir ayat 15 : …. ُ ءاَشَّ ي ْ ن َ م ىل َ ع ه ر ْ م َ ا ْ ن م َ ح ْ و ُّ رلا ى ق ْ ي ت ْ ل ُ ي … artinya ..”Yang menurunkan Ruh (wahyu) dari perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya…”

o. Surah asy- Syura ayat 52 : ا ً ح ْ و ُ ر َ كْي َ ل ا اَ نْي َ ح ْ و َ ا َ ك لذ َ ك Demikianlah Kami wahyukan kepadamu (al-Qur’an)….”

p. Al- Mujadilah ayat 22 َنا َ مْي ْ لاا ُ م ه ب ْ و ُ ل ُ ق َ و artinya ..”Dan ُ ا ْ م ُ ه َ دَّ ي َ ا ب ُ ه ْ ن م---- artinya َ و ٍ ح ْ و ُ ر ْ ي ف َ ب َ ت َ ك َ كئلو ….”(Allah) menetapkan dalam hati mereka keimanan dan Dia menguatkan mereka dengan Ruh (Nur) dari pada-Nya….” َّ لا َ و

q. At- Tahrim ayat 12 هْي ف اَ ن ْ خ َ فَ ن َ ف ا َ ه ا َ ه ب َ ر تم ل َ ك ب ْ ت َ ق َّ د َ ص َ ج ْ ر َ ف ا َ ه َ ج ْ ر َ ف ْ تَ ن َ ص ْ ح َ ا ْ ي ت َّ لا َنر ْ م ع َ تَ نْبا َ و ْ ن م اَ ن ح ْ و ُّ ر َ و artinya : “Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya Ruh Kami (lewat Jibril) dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya”…

r. Al- Ma’arij ayat 4 ٍةَ ن َ س َ ف ْ ل َ ا َنْي س ْ م َخ ه ُ را َ د ْ ق م َنا َ ك ٍ م ْ و َ ي ْ ي ف هْي َ ل ا ُ ح ْ و ُّ رلا artinya : “(Naiklah) Para malaikat dan Ruh (Jibril) kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun”. ًّ ف

s. An- Naba’ ayat 38 ل َ م َ وئ ا َ ص ْ لا ُ ة َ ك ُ ح ْ و ُّ رلا ُ م ْ و ُ ق َ ي  َ و ُ ة َ ك ىل َ م َ ي ْ ر َ م َ م ْ لا ُ ج ُ ر ْ ع َ ت َ م ْ و َ ي artinya : “Pada hari itu ketika Ruh berdiri (Jibril) dan para malaikat dengan bershaf-shaf”….

t. Al- Qadr ayat 4 ْ م ه ب ن ْ ذ ا َ ر ب ا َ هْي ف ُ ح ْ و ُّ رلا ْ لائ ُ ة َ ك ُ ل َّ زَ ن َ ت artinya : “Turunlah para َ و ل َ م malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhan mereka”….

Kata حور (Ruh) sebanyak 21 kali disebutkan didalam al Qur’an tidak ditemukan jamaknya atau tidak ada kata راوحا (Arwah), hal ini menggambarkan bahwa ia tunggal dan Dhamir yang dipakai yaitu يحور(Ruhii), هحور(Ruhihi) dan انحور(Ruhina) semuanya kembali kepada Allah, yaitu milik Allah , bukan milik kita, tidak ditemukan kata-kata كحور (Ruhika) ruhmu atau حوركم ا (Arwahikum) ruh kalian atau مهحورا (Arwahihim) ruh mereka, tidak ditemukan Ruh bermakna Jiwa, sehingga dapat dipahami bahwa Jiwa ( سفن Nafsun( tidak sama dengan Ruh, karena Jiwa milik kita sedangkan Ruh milik Allah mutlak. Juga tidak ditemukan kata-kata قلخ (Khalaqah( dan لعج (Ja’ala) yang artinya menciptakan atau menjadikan berfungsi terhadap Ruh, sebagaimana pengadaan tubuh dan jiwa diatas, yang ada adalah حفن (nafaha) yang artinya meniupkan atau mengalirkan.

Dari sejumlah ayat diatas kata-kata حور (Ruh) bermakna : a. Urusan Allah (rahasia Allah) b. Jibril c. Wahyiu, d. Nur dan e. Al Qur’an.

حور (Ruh) dengan makna urusan Allah(rahasiah Allah) sebagaimana firman Allah swt pada surat Al-Isra’ ayat 85 yang berbunyi : رم َ ا يبر ْ ن م ُ ح ْ و ُّ رلا ل ُ ق ح ْ و ُّ رلا ُ ل ن َ ع َ كَ ن ْ و َ ـئ ْ س َ ي َ و لاالايلق ملعلا نم متيتوا امو artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Ruh, katakanlah Ruh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit”.

Jadi berdasarkan ayat ini tidak akan ditemukan hadits-hadits yang menjelaskan tentang Ruh, karena merupakan perintah Allah swt kepada nabi Muhammad saw, melarang untuk menjelaskannya karena situasinya pada saat itu tidak memungkinkan (orang yahudi pada saat itu apapun yang akan dijelaskan oleh nabi tidak akan percaya), namun Allah swt masih membuka ruang sedikit pengetahuan bagi yang dikehendakinya dan dalam pembahasan kita hanya sekitar posisinya pada manusia bukan hakikatnya, yaitu Ruh yang ditiupkan atau dialirkan kepada :

a. Nabi Adam as, dapat kita lihat pada surat Al-Hijr ayat 29 dan pada surat As-Shad ayat 72 yang bunyinya sama sebagai berikut : َنْي د جس ه َ ل ا ْ و ُ ع َ ق َ ف ْ ي ح ْ و ُّ ر ْ ن م هْي ف ُ ت ْ خ َ فَ ن َ و ه ُ تْي َّ و َ س ا َ ذ ا َ ف artinya : “Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kedalamnya Ruh-Ku, maka hendaklah kalian(para malaikat) sujud kepadanya(penghormatan kepada nabi Adam as).

b. Maryam putri Imran sebagaimana disebutkan pada rusat At-Tahrim ayat 12 : ا َ ه ب َ ر تم ل َ ك ب ْ ت َ ق َّ د َ ص َ و اَ ن ح ْ و ُّ ر ْ ن م هْي ف اَ ن ْ خ َ فَ ن َ ف ا َ ه َ ج ْ ر َ ف ْ تَ ن َ ص ْ ح َ ا ْ ي ت َّ لا َنر ْ م ع َ تَ نْبا Halaman 9 dari 10 halaman manusia dengan segala aspernya menurut al Qur’an َ م َ ي ْ ر “Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya Ruh Kami (lewat Jibril) dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya”…

c. Kita (anak cucu Adam), pada saat janin berusia kurang lebih empat bulan dalam rahim ibu, setelah proses sebagaimana yang dijelaskan pada surat as-Sajdah ayat 8 dan surat Al- Mursalat ayat 20, maka Allah swt meniupkan Ruh kepada janin tersebut, sebagaimana firmanya pada surat As-Sajdah ayat 9 : لعجو ه ح ْ و ُّ ر ْ ن م هْي ف َ خ َ فَ ن َ و ُ هى و َ س َّ م ُ ث نوركشت ام لايلق ةدئفلااو راصبلااو عمسلا مكل artinya “ Kemudian Dia menyempurnakannya, dan meniupkan kedalam tubuhnya Ruh-Nya dan menjadikan (mempungsikan)pendengaran, penglihatan serta hati, tetapi kalian sedikit sekali bersyukur”.

Dari makna Ruh yang bersifat rahasia diatas, bagi orang Indonesia biasa disebut Nyawa, berasal dari Bahasa daerah Banjar dan Kutai (“life” dalam Bahasa inggeris yaitu kehidupan), setelah berpisah dengan tubuh di dunia, tidak ditemukan lagi adanya peniupan atau pengaliran kepada tubuh di alam barzah maupun di alam akhirat.

Frasa “sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami akan kembali” merupakan bagian dari ayat Al-Qur’an, yitu surat Al-baqarah ayat 156 : نوعجار هيلا اناو لله انا yang bisa dipahami : a. Ruh milik Allah swt kembali kepada-Nya, b. Tubuh dan jiwa yang diciptakan dan difungsikan َ م َ و artinya : akan kembali untuk mepertangrung jawabkan dihadapan Allah swt apa yang telah diperbuat di dunia pada hari kiamat nanti dan c. semua mahluk termasuk Syurga dan Neraka setelah hancur akan kembali kepada Allah swt sebagai zat yang kekal, sebagaimana firman Allah swt pada surat AlHadid ayat 3 yaitu: ميلع ئيش لكب وهو لط اباو رهاظلاو رخ لااو لولاا وه Artinya “Dialah yang awal dan yang Akhir dan yang Zahir dan yang Batin dan Dia maha Mengetahui atas segala sesuatu. Wallahu a’lamu bissawab.

Jakarta, 9 September 2025

Penyusun,(pp Pta. Jakarta) ttd Drs. Baharuddin

Referensi

- Tafsir Jalalain Penulis Jalaluddin Al- Mahalli dan Jalaluddin AsSayuti Penerbit Ummul Qura;

- Tafsir Al-Misbah oleh Bpk. Muhammad Quraish Shihab;

- Roh oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah; - Syekh Yusuf seorang Ulama, Sufi dan Pejuang oleh Abu Hamid;

- Menyelam ke Samudera Jiwa & Ruh oleh Ir. H. Agus Mustofa; 

Hubungi Kami

Pengadilan  Tinggi Agama Jakarta

Jalan Raden Inten II No. 3, Duren Sawit,
Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta (13440)

Telp:  (021) 86902313

Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

     

Flag Counter